Istidraj diartikan sebagai jebakan kenikmatan yang diberikan kepada seseorang yang jarang beribadah dan sering melakukan maksiat tetapi hidupnya terus dilimpahi kenikmatan. Contoh istidraj dapat berupa berbagai bentuk kenikmatan dunia, seperti harta, kesehatan, kekuasaan, dan kedudukan.
Berikut ciri-ciri Istidraj :
- Kenikmatan Melimpah Saat Keimanan Tengah Menurun.
- Terus Melakukan Kemaksiatan tapi Kesuksesan Melimpah.
- Semakin Kikir, Harta Terus Melimpah.
- Merasa Sombong Akan Apa yang Didapat di Dunia.
- Jarang Terkena Penyakit dan Tertimpa Musibah Meski Tak Mengingat Allah SWT.
- Hatinya Mati.
Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.
Istidrāj bisa terjadi dalam bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan, atau merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar. Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya.
Sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan Uqbah bin 'Aamir RA. “Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah istidraj.” Kemudian, Rasulullah membacakan ayat 44 dari surah al-An'aam.
0 Komentar