Sebagian anak broken home pula mengalami suasana hati yang tidak menentu (mood swing) atau gangguan suasana hati lainnya. Sebagian berasal mereka menentukan buat menarik diri asal pergaulan, enggan bersosialisasi, dan tidak percaya diri. Perceraian jua berkontribusi pada mendorong perilaku antisosial pada anak.
Broken home adalah suatu istilah yang menggambarkan keluarga dengan keadaan yang tidak harmonis. Istilah tersebut merupakan bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki padanan istilah keluarga tidak utuh.
Ciri-ciri Broken Home :
Kekerasan : Kekerasan dapat berbentuk aktif seperti kekerasan verbal dan fisik. Bisa juga dalam bentuk pasif seperti pengabaian secara fisik maupun emosional. Misalnya tidak memberi makan, tidak menunjukkan kasih sayang, dan tidak peduli.
Ketakutan dan Tidak Percaya : Dalam keluarga yang tidak utuh, biasanya tumbuh rasa tidak percaya dan ketakutan akan ketidakpastian. Anak-anak yang tumbuh dalam ketakutan akan kemarahan atau reaksi orangtua cenderung sulit mengekspresikan diri dengan jujur demi menghindari konflik.
Kasih Sayang Bersyarat : Dalam keluarga yang tidak utuh, akan ada semacam manipulasi dengan kasih sayang. Kasih sayang atau cinta hanya diberikan ketika mereka menginginkan sesuatu dan dengan syarat. Jika keinginan atau syarat itu tidak terpenuhi, maka kasih sayang tidak diberikan.
Kurangnya Batasan : Batasan ini dalam hal sejauh mana anggota keluarga mencampuri keputusan anggota yang lain. Misalnya orangtua sangat mengendalikan dan menentukan keputusan anak, membuat anak tidak memiliki kebebasan berpendapat.
Kurangnya Kedekatan : Keluarga yang tidak utuh biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kedekatan, baik secara fisik maupun emosional. Anggota keluarga juga tidak saling mendukung secara emosional.
Komunikasi yang Buruk : Anggota keluarga tidak merasa nyaman dalam berkomunikasi satu sama lain dan selalu ada ketegangan. Tidak ada pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya.
Ketakutan dan Tidak Percaya : Dalam keluarga yang tidak utuh, biasanya tumbuh rasa tidak percaya dan ketakutan akan ketidakpastian. Anak-anak yang tumbuh dalam ketakutan akan kemarahan atau reaksi orangtua cenderung sulit mengekspresikan diri dengan jujur demi menghindari konflik.
Kasih Sayang Bersyarat : Dalam keluarga yang tidak utuh, akan ada semacam manipulasi dengan kasih sayang. Kasih sayang atau cinta hanya diberikan ketika mereka menginginkan sesuatu dan dengan syarat. Jika keinginan atau syarat itu tidak terpenuhi, maka kasih sayang tidak diberikan.
Kurangnya Batasan : Batasan ini dalam hal sejauh mana anggota keluarga mencampuri keputusan anggota yang lain. Misalnya orangtua sangat mengendalikan dan menentukan keputusan anak, membuat anak tidak memiliki kebebasan berpendapat.
Kurangnya Kedekatan : Keluarga yang tidak utuh biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kedekatan, baik secara fisik maupun emosional. Anggota keluarga juga tidak saling mendukung secara emosional.
Komunikasi yang Buruk : Anggota keluarga tidak merasa nyaman dalam berkomunikasi satu sama lain dan selalu ada ketegangan. Tidak ada pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya.
0 Komentar