Ada banyak faktor yang membuat seseorang menjadi introvert, akan tetapi yang lebih berpengaruh besar yaitu faktor gen dan lingkungan seseorang. Gen berkaitan dengan keturunan, seseorang dengan kepribadian introvert biasanya salah satu atau kedua orang tuanya juga berkepribadian introvert walaupun hal ini tidak mutlak.
Peneliti Donna K Hobgood pun menyatakan bahwa 50 persen penyebab introversi adalah gen alias bawaan lahir. Dalam penelitiannya di jurnal Medical Hypotheses, Hobgood menulis bahwa orang dengan dopamine tinggi cenderung introvert.
Orang introvert bisa sangat cerewet dalam suasana yang tepat. Biasanya ketika sebuah kelompok melakukan percakapan yang seimbang, menarik, dan saling menghormati, orang introvert akan senang hati ambil bagian dalam diskusi tersebut.
Pemalu cenderung merasa tidak nyaman atau cemas dalam situasi sosial atau interaksi dengan orang lain, sementara introvert lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian atau dalam lingkaran kecil orang yang dekat dengannya. Orang introvert, seperti halnya individu secara umum, dapat mengalami emosi seperti kemarahan.
Ngoerah, Denpasar, dr Ida Aju Kusuma Wardani, menyebutkan seorang yang berkepribadian introvert atau tertutup cenderung lebih rentan terhadap depresi, dibandingkan dengan orang yang ekstrover.
Berikut cara menghadapi orang introvert yang bisa dilakukan:
- Pahami Kepribadiannya.
- Jangan Paksa Introvert untuk Berubah.
- Berikan Ruang Pribadi.
- Dengarkan dengan Empati.
- Sediakan Alternatif dalam Interaksi Sosial.
- Ajak Aktivitas yang Diminati.
- Hargai Komunikasi Tertulis.
- Bersikap Sabar dan Tidak Menilai.
Dibalik Kalimat : Introvert
0 Komentar